1 Agama Hindu bukan agama yang demokratis, karena urusan keagamaan menjadi monopoli kaum Brahmana. 2. Prasasti Indonesia yang pertama berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. (I Wayan Badrika, 2003 : 7)
HipotesisKsatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
SoalSejarah. 18.47 No comments. 1. Teori yang menempatkan bangsa India sebagai pemegang peranan aktif. dalam proses masuknya pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia, yaitu teori . a. Brahmana d. Kolonisasi.
1) Agama Hindu bukan agama yang demokratis, karena urusan keagamaan menjadi monopoli kaum Brahmana. (2) Prasasti Indonesia yang pertama berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan Argument tersebut menguatkan hipotesis masuknya agama dan budaya Hindu ke Indonesia,
Adabeberapa teori yang menjelaskan masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia. Berikut ini beberapa teori tentang kedatangan Hindu-Budha ke Indonesia yaitu antara lain sebagai berikut : Baca juga : Proses Masuk Dan Berkembangnya Agama serta Kebudayaan Hindu-Budha Di Indonesia. 1. Teori Ksatrya (Ksatrya Hipotese) Teori ini mengatakan bahwa proses
HipotesisKsatria diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens, dia berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 – 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
Kelebihandan Kekurangan Teori Sudra – Tentunya, agama Hindu dan Budha ini dapat masuk ke Indonesia dan menyebar dengan begitu pesat pada jamannya ini melalui sebuah proses. Nah, proses masuknya agama Hindu dan Budha ini ke Indonesia dikaju dalam beberapa teori yang dikemukakan oleh beberpa ahli.
ASTALOGCOM - Setelah membahas 1 teori tentang masuknya Hindu - Budha di Indonesia berdasarkan teori Brahmana, kali ini masih ada 3 teori lagi yang akan dibahas dari segi kelebihan dan kelemahannya. 2) Teori Ksatria Teori Ksatria dicetuskan oleh F.D.K Bosch yang menyatakan bahwa pada masa lampau di negara India sering terjadi perang antar golongan. Para prajurit
. Masuknya agama Hindu ke Indonesia di perkirakan pada awal abad ke 4, dan ada beberapa teori yang menyatakan cara masuknya agama Hindu ke indonesia. Berikut adalah beberapa teori1. Teori Brahmana Teori ini menyatakan bahwa Agama Hindudi bawa oleh para brahmana Atau para pendeta 2. Teori ksatria Teori ini menyatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para prajurit India yang ingin menaklukan Indonesia lalu menyebarkan agama juga Mengenal Arca Dewa-Dewi Hindu di Museum Sonobudoyo3. Teori waisyaTeori ini menyatakan bahwa Agama Hindumasuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang atau golongan waisya 4. Teori SudraTeori ini menyatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak atau golongan sudra, mereka menyebarkan agama hindu karena ingin merubah nasib juga Sejarah Asia Tenggara Masa Hindu-Budha 1 2 Mohon tunggu... Lihat Sosbud Selengkapnya
Fira Masita Sejarah Saturday, 03 Jun 2023, 2346 WIB Oleh Fira MasitaPada abad ke 7 islam masuk ke Indonesia pertama kali. Dosen Ilmu Sejarah Universitas Sumatera Utara, Suprayitno mengatakan bahwa Aceh merupakan daerah pertama yang menerima kedatangan islam, tepatnya di Pasai Aceh Utara dan Peurelak Aceh Timur. Ia juga menambahkan bahwa islam datang langsung dari Arab. Namun kebenaran dari sejarah masuknya Islam ke Indonesia masih menjadi perdebatan diantara para ahli sejarah. Ada 2 pendapat yang saling berbeda yang masing-masing memiliki argumentasi sendiri-sendiri. Periode Waktu Pendapat 1 mengutarakan bahwa islam dibawa masuk ke Indonesia pada abad ke 7, yang mana secara tidak langsung sejak berkembangnya islam di Jazirah Arab. Islam langsung menyebar ke luar Jazirah Arab, termasuk di Indonesia. Pendapat ini didukung oleh Berita Cina yg melaporkan bahwa Raja Ta-Shih meletakkan sebuah kantung emas di jalan kota Kalingga. Padahal hampir semua sarjana sepakat bahwa istilah “Ta-Shih” selalu mengarah pada pengertian kelompok orang-orang dugaan ini benar berarti sudah ada orang Arab yg pernah datang ke Indonesia, padahal pada abad tersebut orang Arab sudah beragama Islam. Berarti pula agama Islam telah menyentuh Indonesia pada abad VII. Dugaan adanya orang Arab diperkuat oleh Kitab Chao Ju Kou yang mengutip Kitab Chou Ku Fei 1178 M yang menyatakan bahwa ada 2 tempat pemukiman orang-orang Ta-Shih di Asia, salah satunya di Sumatera 2 mengatakan bahwa Islam baru masuk ke Indonesia sekitar Abad XI hingga XIII. Pendapat ini berdasarkan pada bukti-bukti adanya batu nisan Fatimah Binti Maimun 1082 M, berita Marcopolo 1297 M, berita Ibnu Batuta Abad XIV dan batu nisan Malik Al Saleh 1297 menggunakan 2 pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam ada kemungkinan memang sudah menyentuh Indonesia sejak Abad VII M. Tetapi bukti-bukti yang mendukungnya baru sekedar tentang orang-orang Arab dan pemukiman Arab yg belum membuktikan adanya pemeluk Islam di antara penduduk Kedatangan Islam di Indonesia 1. Teori Arab berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia sejak abad VII M, maka pembawa Islam ke Indonesia pun menunjuk pada orang-orang Arab2. Teori India berpendapat bahwa pembawa Islam ke Indonesia adalah orang-orang India yang berasal dari Teori Persia berpendapat bahwa Islam di Indonesia berasal dari Persia. Mendasarkan argumennya pada persamaan budaya yang berkembang di kalangan masyarakat Islam Indonesia dengan budaya yang ada di Teori Cina berpendapat bahwa pada abad ke-9 banyak muslim Cina di Kanton dan wilayah Cina selatan lain yang mengungsi ke Jawa yakni ke Kedah dan ke Sumatra. Pengungsian ini terjadi karena pada masa Huan Chou terjadi penumpasan terhadap penduduk di wilayah tersebut yang mayoritas Penguat dari Teori Masuknya IslamTeori Arab Berita Cina tentang kehadiran orang Arab di Kalingga dan di Asia Teori India 1. Cerita tentang Nabi tidak historis yang berkembang di Indonesia, jika diteliti sumbernya, tidak ditemukan di Arab melainkan di India. 2. Mazhab Islam yang berkembang di Indonesia adalah Mazhab Syafi`i. Suatu Mazhab yang berkembang di India. 3. Batu nisan Malik Al Saleh yang ditemukan di Pasai setelah diteliti oleh Moquette terbukti dibuat dan didatangkan dari Persia 1. Adanya peringatan 10 muharram/Asyura yang merupakan kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat Syiah untuk memperingati hari kematian Husain di Karbala2. Adanya persamaan antara ajaran al-Hallaj, tokoh sufi Iran dgn ajaran Syeikh Siti Jenar Teori Cina Di Peranan orang2 Cina ini semakin nyata degan adanya bukti2 artefak, yakni adanya unsur2 Cina dalam arsitektur berbagai masjid Jawa kuno, seperti pada bagian atas masjid Banten, mustaka yg berbentuk bola dunia yang menyerupai stupa dengan dikelilingi 4 ular, motif hiasan di Masjid Sendang Duwur, pagar tembok masjid Agung Sumenep, Masuknya Islam dari Berbagai Bidang Pedagang Awalnya Islam merupakan komunitas kecil yang kurang berarti. Interaksi antar pedagang muslim dari berbagai negeri seperti Arab, Persia, Anak Benua India, Melayu, dan Cina yang berlangsung lama membuat komunitas Islam semakin berwibawa, dan pada akhirnya membentuk masyarakat muslim. Selain berdagang, para penyebar agama Islam dari berbagai kawasan tersebut, juga menyebarkan agama yang di anutnya, dengan menggunakan sarana pelayaran. Mubaligh Para ulama/pemuka agama menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan membangun pondok-pondok pesantren. Bila raja suatu kerajaan memeluk agama Islam, secara otomatis rakyatnya akan mengikuti dengan memeluk agama Islam. Perkawinan Yaitu perkawinan antara pedagang Muslim, mubaligh dengan anak bangsawan Nusantara. Berawal dari kecakapan ilmu pengetahuan dan pengobatan yang didapati dari tuntunan hadis Nabi Muhammad Saw. Pendidikan Pusat-pusat pendidikan dan dakwah Islam di kerajaan Samudra Pasai berperan sebagai pusat dakwah pertama yang didatangi pelajar-pelajar dan mengirim mubaligh lokal, di antaranya mengirim Maulana Malik Ibrahim ke Jawa. Para Haji Kembali ke Indonesia sesudah tinggal dan belajar di Timur Tengah banyak yang menjadi pembawa pembaharuan agama Islam di Penerimaan Islamisasi di IndonesiaPada saat islam masuk ke Indonesia, para pribumi masih berada di bawah kekuasaan kerajaan Hindu-Budha. Setelah kerajaan-kerajaan Hindu-Budha mulai runtuh, agama Islam menyebar secara luas. Runtuhnya kerajaan Hindu-Budha menjadi kesempatan emas untuk menyebarkan ajaran Islam dan kerajaan bercorak Islam pun bermunculan. Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam ini, agama Islam semakin berkembang pesat hingga dianut oleh penduduk di seluruh pelosok pribumi menyambut damai agama islam, karena penyebarannya damai tanpa ada kekerasan dan paksaan untuk masuk ke islam. Syarat untuk masuk islam juga sangat mudah, cukup mengucapkan kalimat syahadat. Pelaksanaan ibadahnya juga sangat mudah dan tidak perlu mengeluarkan biaya. Serta tidak ada pembagian kelas di agama islam, karena semua sama dan rata di mata dan PustakaSyafrizal, Achmad. 2015. “SEJARAH ISLAM NUSANTARA”. Islamuna Jurnal Studi Islam 2 2. Pamekasan, Indonesia, 235-53. R., & Razzaq, A. 2014. TEORI DAN PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA. Wardah, 152, 133-145. Hanatul Ula. 2022. Jejak Masuknya Islam di Indonesia. Surabaya Cv Media Edukasi Creative sejarah islam Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Sejarah
Terdapat banyak pendapat dari para ahli mengenai hipotesis masuknya ajaran Hindu di Indonesia. Pendapat – pendapat tersebut kemudian mengerucut pada empat hipotesis diantaranya hipotesis Waisya, hipotesis Ksatria, hipotesis Brahmana dan hipotesis arus balik. Berikut ini adalah penjelasan dari hipotesis – hipotesis tersebut 1. Hipotesis Waisya2. Hipotesis Ksatria3. Hipotesi Brahmana4. Hipotesis Arus BalikRelated posts 1. Hipotesis Waisya Hipotesis ini dikemukakan oleh Krom yang menganggap bahwa agama Hindu disebarkan oleh para pedagang yang datang dan menetap serta menikah dengan orang Indonesia. Dari sinilah agama Hindu kemudian disebarkan oleh golongan Waisya atau pedagang. Teori ini didukung adanya pelayaran yang dilakukan para pedagang India pada masa lampau ketika memperjual belikan rempah – rempah di Nusantara. 2. Hipotesis Ksatria Berg menyatakan bahwa golongan Ksatria turut andil dalam menyebarkan ajaran agama Hindu melalui petualangan besar oleh para Ksatria. Golongan Ksatria tersebut menaklukkan kerajaan – kerajaan hingga ke wilayah menyatakan bahwa para Ksatria membangun koloni – koloni yang kemudian berkembang menjadi sebuah kerajaan di menyatakan bahwa masuknya ajaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh para prajurit Ksatria yang disebabkan adanya kekacauan politik dan peperangan di India pada abad ke – 4 dan ke – 5. 3. Hipotesi Brahmana van Leur berpendapat bahwa masuknya pengaruh Hindu di Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana yang mendapat undangan dari kepala suku yang tertarik dengan ajaran Hindu. Hal ini diperkuat oleh adanya aturan di ajaran agama Hindu yang mana kaum yang diperbolehkan untuk menghindukan orang lain adalah dari golongan Brahmana. 4. Hipotesis Arus Balik Hipotesis ini mengungkapkan bahwa masuknya ajaran agama Hindu dan Buddha ke Indonesia merupakan peran aktif cendekiawan dari Indonesia yang belajar agama Hindu hingga ke India dan kembali ke Indonesia kemudian menyebarkan agama Hindu. Hipotesis ini dikemukakan oleh Bosch. Pada dasarnya keempat hipotesis diatas memiliki kelemahan masing – masing. Pada teori Waisya dan Ksatria, kedua golongan tersebut tidak menguasai bahasa Sansekerta, sedangkan bahasa Sansekerta merupakan bahasa sastra tertinggi yang dipakai dalam kitab Weda dan hanya dikuasai oleh kaum Brahmana. Pada hipotesis Brahmana juga terdapat kelemahan yaitu kaum Brahmana tidak diperbolehkan menyebrangi laut. Untuk agama Buddha diperkirakan masuknya pengaruh Buddha di Indonesia karena adanya misi penyebaran agama Buddha yang dikenal dengan nama Dharmaduta dan diperkirakan pengaruh agama ini masuk ke Indonesia pada abad ke 2 Masehi. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya arca Buddha yang terbuat dari perunggu di Sempaga Sulawesi Selatan, Jember Jawa Timur, dan Bukit Siguntang Sumatera Selatan. Dilihat dari ciri – cirinya, arca tersebut berlanggam Amarawati India Selatan dari abad ke 2 hingga 5 Masehi. Disamping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara India Utara di Kota Bangun, Kutai Kalimantan Timur. Related posts 2 Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah
Ilustrasi Perkembangan Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu, Budha, dan Islam FotoUnsplashSejarah perkembangan kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa Hindu, Budha, dan Islam dipelajari di tingkat SMP. Siswa akan memahami perbedaan dan perubahan sosial yang terjadi pada saat Indonesia dikenal ramah dan bersikap terbuka terhadap pendatang. Oleh karena itu, agama yang masuk ke Nusantara selalu dapat diterima dengan Perkembangan Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu, Budha, dan IslamIlustrasi Perkembangan Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu, Budha, dan Islam FotoUnsplashAgama-agama di Indonesia masuk dan berkembang karena melalui jalan damai dan tidak ada paksaan. Berdasarkan buku Sukses USBN IPS untuk SMP/MTs yang disusun oleh Tim Ganesha Operation 201956, berikut adalah perkembangan kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa Hindu, Budha, dan Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-BudhaAgama Buddha diperkirakan masuk ke Nusantara lebih dahulu daripada agama Hindu. Dalam perkembangannya, ajaran agama Hindu-Buddha memiliki pengaruh sosial sangat besar, antara lainMasuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat di Nusantara mengenal sistem kasta, yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Waisya, dan raja-raja dan bangsawan. Berubahnya status kepala suku menjadi seorang raja merupakan bentuk mobilitas sosial pada masa kaum agamawan. Perlu pendidikan tertentu dan upacara tertentu agar seseorang dapat menjadi brahmana dan berbagai ahli. Hal ini dapat dibuktikan dengan peninggalan patung- patung, relief-relief di berbagai candi di Indonesia. Contoh lainnya seperti ahli pengobatan tabib, ahli perbintangan dan Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa IslamMasuk dan berkembangnya Islam ke Nusantara tidak terlepas dari peran Wali Songo dalam mensyiarkan agama Islam di Pulau Jawa. Perkembangan kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa Islam adalah sebagai berikutAgama Islam tidak membeda-bedakan asal usul keturunan, bangsa, dan kedudukan sosial seperti dalam sistem kasta agama sosial di masa Islam dapat dilihat dari peninggalan kerajaan yang bercorak Islam, antara lain masjid, menara, makam, gapura dan kehidupan sosial masyarakat indonesia pada masa Hindu, Budha dan Islam terdapat pada sistem kasta. Pada masa Hindu-Budha, masyarakat terbagi dalam tingkat kasta, sedangkan dalam Islam tidak mengenal pembagian kasta.DK
Candi Prambanan, peninggalan Hindu Buddha di Indonesia. Dok. PT TWCAgama Hindu Buddha telah lama ada di Indonesia. Agama yang berkembang di India ini juga berhasil membangun peradaban yang maju di Nusantara. Contohnya terlihat dari candi-candi megah seperti Borobudur dan Prambanan, serta kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang termahsyur di seantero Asia Tenggara. Tidak ada kejelasan pasti kapan agama Hindu dan Buddha masuk ke Nusantara. Namun para ahli sejarah mengajukan beberapa teori yang menjelaskan bagaimana bangsa India memperkenalkan kebudayaannya ke bangsa Masuknya Agama Hindu Buddha ke IndonesiaIlustrasi teori masuknya Hindu Buddha ke Indonesia. Foto dasarnya untuk mengetahui proses masuknya pengaruh agama Hindu dan agama Buddha ke Indonsia membutuhkan analisis yang mendalam. Hal itu karena belum ada kesepakatan yang bulat di antara para ahli mengenai siapa yang membawa agama dan kebudayaan Hindu Buddha ke Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia karangan Mariana, bangsa yang menyebarkan agama Hindu dan Buddha di Indonesia adalah India. Ini ditandai dengan adanya bukti hubungan dagang yang bersumber dari kitab Jataka dan kitab salah satu kitab sastra India yang dapat dipercaya, yakni Kitab Mahaniddesa. Isinya menjelaskan bahwa masyarakat India telah mengenal beberapa tempat di Indonesia pada abad ke-3 Masehi. Sementara itu, kitab Geograpihike yang ditulis pada abad ke-2 juga menyebutkan bahwa ada hubungan dagang antara India dan dua keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India. Adapun hubungan dagang tersebut terjadi secara intensif mulai abad ke 2-3 secara garis besar, para peneliti membagi proses masuknya agama dan budaya Hindu Buddha menjadi dua bagian. Pendapat pertama bertolak dari anggapan bahwa bangsa Indonesia berlaku pasif dalam proses masuknya agama Hindu konsep kedua yang muncul lebih akhir memberikan peranan aktif ke bangsa Indonesia. Teori yang mendasari konsep kedua ini adalah Teori Arus memahami maksud dari proses dan lima teori masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia, simak tiap penjelasan teori tersebut di bawah ini. Berikut uraian lengkap teori masuknya Hindu Buddha ke BrahmanaMenurut buku Sejarah 2 SMA Kelas XI karya Sardiman, berdasarkan teori ini para Brahmana seperti ahli ulama, ahli hukum, ahli kitab suci, dan sarjana sastra serta filsafat berperan membawa kebudayaan India ke Indonesia. Menurut Van Leur, para penguasa mengundang para Brahmana dari India untuk dapat bertemu dengan orang-orang India yang memiliki taraf yang sama dan untuk meningkatkan kondisi negerinya. Dalam proses interaksi tersebut, para brahmana memperkenalkan kebudayaan yang berasal dari golongan mereka brahmana. Ini didasarkan pada peninggalan kerajaan bercorak Hindu-Buddha, terutama prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Palawa. Di India, bahasa Sanskerta hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Hanya golongan Brahmana yang menguasai penggunaan bahasa KsatriaTeori ini dikemukakan oleh Berg dan Mookerji. Para pendukung teori ksatria beranggapan bahwa agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh para ksatria, yakni golongan bangsawan dan prajurit perang. Menyadur dari buku Sejarah Indonesia Paket C Tingkatan V Modul Tema 3 karya Nur Khosiah, saat itu persoalan politik terus berlangsung di India sehingga mengakibatkan beberapa pihak yang kalah dalam peperangan ksatria yang kalah akhirnya mencari tempat lain sebagai pelarian, salah satunya ke wilayah Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Buddha. Merekalah yang kemudian menjadi nenek moyang dinasti-dinasti Hindu-Buddha di Sudra Menurut teori ini, kaum Sudra merupakan golongan yang dipandang rendah dalam masyarakat India. Teori ini dikemukakan oleh Van Faber. Teori Sudra beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh golongan Sudra atau budak yang datang ke Indonesia untuk memperbaiki taraf hidupnya. Mereka menetap dan terjadilah asimilasi dan akulturasi dengan penduduk sekitar. Lambat laun masyarakat Indoneisa yang pada awalnya memeluk Animisme dan Dinamisme berganti jadi memeluk agama Hindu atau WaisyaIlustrasi sejarah masuknya HIndu Buddha ke nusantara melalui perdagangan. Foto Mariamichelle via PixabayKaum Waisya yang berdagang ke Nusantara berlayar mengikuti angin. Jika angin tidak memungkinkan untuk kembali, mereka akan menetap sementara pedagang juga menjalin hubungan baik dengan para penguasa pribumi agar perdagangan berjalan lancar. Dalam proses itulah terjadi komunikasi dan secara perlahan para pedagang turut menyebarkan budaya dan agama Hindu ke tengah-tengah masyarakat. Mengutip buku Sejarah Indonesia Paket C Tingkatan V, di wilayah Indonesia barat, sampai sekarang masih ada suatu perkampungan, yaitu “Kampung Keling” yang merupakan tempat para pedagang-pedagang dari India menetap di Arus BalikUmat Hindu mengikuti upacara Melasti di Pura Agung Jagat Karana. Foto ANTARA FOTO/Didik SuhartonoMenurut Bosch, masyarakat Indonesia tidak hanya menerima pengetahuan agama dari orang asing yang datang. Kebudayaan Hindu yang masuk ke Indonesia itu berdasarkan atas inisiatif dari bangsa Indonesia sendiri. Sebab banyak orang dari Nusantara yang sengaja datang ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Buddha. Di pengembaraan, mereka mendirikan sebuah organisasi yang sering disebut sanggha. Setelah kembali di Indonesia, akhirnya mereka menyebarkan kembali ajaran yang telah didapatkan di India. Prof. Dr. Sutjipto Wiljo Suparto mengemukakan bahwa raja-raja yang tercantum dalam prasasti bukanlah orang India, melainkan orang Indonesia agama Hindu-Buddha mulai masuk ke Indonesia?Bagaimana cara ajaran Hindu-Buddha masuk ke Indonesia?
- Proses masuknya ajaran Hindu-Buddha ke Indonesia didukung oleh beberapa teori. Salah satu teori tentang kedatangan atau masuknya ajaran Hindu-Buddha ke Indonesia adalah teori Waisya. Dalam teori Waisya dijelaskan bahwa ajaran Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari merupakan daerah yang strategis dalam pelayaran dan perdagangan internasional. Dalam buku Sejarah Politik dan Kekuasaan 2019 karya Tappil Rambe dkk dijelaaskan, teori Waisya dikemukakan oleh Prof. Krom. Krom merupakan seorang tokoh orientalis, arkeolog, dan peneliti sejarah awal dan kebudayaan tradisional Indonesia asal Belanda. Baca juga Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara Ia mengatakan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu-Buddha melalui hubungan dagang antara India dan Nusantara. Kaum Waisya yang berdagang ke Nusantara mengikuti angin musim atau angin muson. Angin muson adalah angin yang terjadi karena adanya perbedaan pemanasan antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Angin muson berubah arah setiap enam bulan sekali. Saat tiba di Nusantara biasanya mereka menetap untuk sementara waktu sekitar enam bulan. Selama menetap itu, mereka memanfaatkan untuk menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha kepada masyarakat lokal. Bahkan mereka melakukan pernikahan dengan peduduk setempat sehingga terbentuk komunitas Hindu-Buddha. Golongan Waisya merupakan golongan yang terdiri dari pedagang, petani, atau pemilik merupakan golongan terbesar yang berperan dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Baca juga Perkembangan Agama Hindu-Buddha di Nusantara Setelah kedatangan India yang awalnya untuk berdagang, namun diikuti dengan penyebaran agama. Melalui hubungan pelayaran dan perdagangan antara Nusantara dengan bangsa asing muncul pengaruh bagi kedua pihak. Masyarakat Nusantara mendapat berbagai kebudayaan baru dan kemudian mengadopsi sebagian kebudayaan dari bangsa India. Lama kelamaan berdirilah kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Penganut masyarakat sebelum Hindu-Buddha Sebelum masuknya Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia menganut kepercayaan anisme dan dinamisme. Kepercayaan itu dipegang teguh masyarakat Indonesia ketika kebudayaan India masuk. Hingga membentuk periode sejarah Nusantara, yaitu sejarah pada masa Hindu-Buddha. Baca juga Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia Periode Hindu-Buddha dimulai sekitar abad ke-3, di mana masyarakat Indonesia belum mengenal agama dan umumnya menganut kepercayaan animisme dan dinasmisme. Dalam buku Agama Hindu dan Buddha 2010 karya Harun Hadiwijono, pengaruh agama Hindu dan Buddha yang paling besar terdapat di Pulau Jawa. Keadaan Jawa sebelum kedatangan agama Hindu-Buddha tentunya sama saja dengan keadaan daerah-daerah lain di Indonesia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jakarta - Proses masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara didukung oleh beragam teori. Sejumlah teori mengusung latar belakang perdagangan ke nusantara, sebagian lainnya mengemukakan latar peperangan di India sebagai faktor pendorong. Apa saja teori masuknya Hindu-Buddha ke nusantara? nusantara India merintis perdagangan dengan bangsa-bangsa lain di Asia sejak sebelum Masehi. Perdagangan saat itu menggunakan celah sempit di antara Pegunungan Himalaya, yang disebut celah Kaibar. Celah Kaibar juga digunakan pedagang luar India untuk keluar masuk wilayah tersebut diyakini berperan dalam perkembangan peradaban Hindu-Buddha di India, seperti Sungai Indus, Sungai Brahmaputra, hingga ke nusantara, seperti dikutip dari Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara, Masa Hindu Budha, dan Masa Islam oleh Tri BrahmanaTeori Brahmana menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke nusantara dibawa oleh golongan Brahmana yang diundang para penguasa di nusantara. Teori Brahmana ini dikemukakan atau diprakarsai oleh orientalis Van ini menegaskan kembali bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Hal ini didukung oleh beberapa prasasti di Indonesia menggunakan bahasa dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan merupakan bahasa yang dikuasai oleh golongan Brahmana. Golongan kasta Brahmana juga memahami ajaran Hindu secara utuh. Di sisi lain, teori Brahmana tidak menepis kontak penguasa di nusantara dan di India terjadi berkat hubungan KsatriaTeori Ksatria menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa orang-orang India dari kasta Ksatria. Teori yang dikemukakan Prof. Dr. Moens ini berargumen bahwa sekitar abad 4-6 M kerap terjadi peperangan sehingga kasta Ksatria, yang terdiri dari kaum bangsawan dan prajurit mengalami sebagian kasta Ksatria dalam peperangan, menurut teori Ksatria, mendorong orang Ksatria melarikan diri dan mencari daerah baru hingga ke WaisyaTeori Waisya menyatakan bahwa golongan Waisya yang punya peran besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Orientalis Prof. Dr. Krom, pengusung teori Waisya berpendapat, golongan yang terdiri dari pedagang, petani, dan pemilik tanah tersebut sudah mengenal agama golongan Waisya ke Indonesia, kata Krom, juga memperkenalkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha pada rakyat Indonesia di samping berdagang. Golongan ini diyakini menetap sementara waktu dan tidak jarang juga menetap permanen di nusantara, lalu menikah dengan penduduk Arus BalikTeori Arus Balik dikemukakan oleh peneliti Bosch. Teori ini menyatakan bahwa golongan Brahmana semula menyebar ke penjuru dunia melalui jalur yang digunakan pedagang. Di beberapa tempat, golongan Brahmana berupaya menjalin hubungan dengan warga lokal dan memperkenalkan ajaran perkembangan selanjutnya, orang-orang dari nusantara sendiri yang datang ke India untuk mempelajari Hindu-Buddha. Orang-orang nusantara ini lalu kembali ke tanah air untuk menyebarkan ajaran agama dan kebudayaan itu dia empat teori masuknya Hindu-Buddha ke nusantara. Teori mana yang kamu yakini? Simak Video "Ini Dia Sosok Pendeta Hindu yang Serukan Serang Makkah-Rebut Kakbah" [GambasVideo 20detik] twu/pal
Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia berawal melalui jalur perdagangan. Pada masa tersebut sebelum bangsa kolonial datang ke Nusantara, Indonesia melakukan transaksi perdagangan dengan bangsa asing, terutama China dan India yang merupakan pusat Hindu-Buddha terbesar di Asia. Melalui jalur perdagangan, agama Hindu-Buddha mulai hadir di Indonesia. Para pedagang tersebut mengajarkan agama Hindu-Buddha ke Indonesia. Karena perbedaan budaya yang tidak terlalu mencolok antar bangsa Indonesia dan bangsa India serta China, maka agama Hindu-Buddha mudah diterima masyarakat. Terdapat 4 teori yang cukup terkenal dalam menjelaskan masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia, yaitu Teori Ksatria. Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh kaum ksatria yang melalukan ekspedisi militer ke Indonesia. Teori Waisya. Teori ini menyatakan kalau agama Hindu Buddha dibawa oleh pada pedagang India ke Indonesia Teori Brahmana. Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh kaum brahmana dengan 2 cara, yaitu kaum brahmana dari India diundang raja-raja Indonesia dan kaum brahmana datang dari India bersama para pedagang ke Indonesia Teori Arus balik. Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh orang Indonesia yang pergi belajar ke India dan orang Indonesia balik dari India untuk menyebarkan agama Hindu Buddha ke Indonesia. Dengan demikian 4 teori masuknya budaya Hindu-Budha ke Indonesia adalah teori ksatria, teori waisya, teori brahmana, dan teori arus balik.