2 Masyarakat Kerajaan Matarama Kuno terdiri atas agama Hindu dan agama Buddha. Namun, mereka tetap hidup rukun dan saling bertoleransi. Hal itu dibuktikan dalam pembangunan candi. 3. Kerajaan Hindu terbesar di Indonesia adalah. 4. Keberadaan Kerajaan Kutai dibuktikan dengan ditemukannya tujuh buah prasasti yang bebentuk. 5. MenurutKrom, Agama Hindu masuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang atau golongan waisya, Buktinya banyak pedagang dari India yang berdagang di indonesia lalu mereka menyebarkan agama hindu di Indonesia. Teori ini memang kuat, karena sejak zaman dahulu, bangsa-bangsa di nusantara di kenal sebagai pedangang dan pelaut ulung. 1) Agama Hindu bukan agama yang demokratis, karena urusan keagamaan menjadi monopoli kaum Brahmana. (2) Prasasti Indonesia yang pertama berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan Argument tersebut menguatkan hipotesis masuknya agama dan budaya Hindu ke Indonesia, Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu-Buddha ke Indonesia. Beberapa hipotesis diatas menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu-Buddha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah, namun tetap didukung oleh proses perdagangan. Untuk agama Buddha diduga adanya misi 3 Pengaruhasing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia, yaitu sebagai berikut: 1. Hipotesis Brahmana. HipotesisKsatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke pulau Jawa adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke pulau Jawa, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Jawa. 3 Teori masuknya Hindu ke Indonesia Ada beberapa teori yang menyatakan masuknya agama Hindu ke Indonesia yaitu: 1. Teori Brahmana 2. Teori Ksatria 3. Teori Waisya 4. Teori Sudra 5. Teori Arus Balik. 4. Teori Brahmana • Teori Brahmana di kemukakan oleh Van Leur. Akantetapisemakin berkembangnya usia jaman, kepercayaan dinamisme dan animisme mulai meredup akibat datangnya kepercayaan yang bersifat pewahyuan dengan kata lain Tuhan Yang Maha Esa lah yang menjadi pusat pemujaan. Banyak sekali macam-macam agama pewahyuan yang ada di Indonesia, mulai dari Hindu, Budhha, Katholik, Kristen dan Islam. . - Penjajahan yang terjadi di Indonesia pada masa lampau berkaitan erat dengan praktik kolonialisme. Pada dasarnya, tujuan dari kolonialisme adalah untuk menguasai wilayah tertentu dan membangun masyarakat yang dijajah. Adanya praktik kolonialisme tentu membawa dampak ini dampak kolonialisme di bidang agama. Baca juga Sejarah Masuknya Kristen di Indonesia Adapun dampak kolonialisme di bidang agama adalah Kegiataan keagamaan terbatas, khususnya ibadah haji Masuknya agama Kristen di Indonesia Berikut ini penjelasannya. Ibadah haji dibatasi Dalam bidang agama, kolonialisme berdampak pada keterbatasan kegiataan keagamaan di Indonesia, terutama kewajiban bagi umat Islam untuk ibadah naik haji. Alasan pemerintah kolonial Belanda membatasi calon jemaah haji yang hendak berangkat ke Mekkah karena mereka ingin mengantisipasi terjadinya perlawanan jemaah haji sekembalinya ke Indonesia. Pasalnya, setelah para jemaah haji Indonesia pulang ke Tanah Air, semangat nasionalisme mereka lebih meningkat. Peristiwa ini pun membuat pihak Belanda merasa khawatir. Alhasil, pemerintah kolonial kemudian membuat aturan-aturan baru yang lebih tegas, di mana setiap jemaah yang hendak ibadah haji akan diawasi secara ketat. Alasan lain pemerintah kolonial mengawasi secara ketat para calon jemaah haji adalah karena mereka khawatir bahwa ibadah haji yang dilakukan bukan untuk ibadah itu sendiri, melainkan untuk menanamkan semangat nasionalisme demi melawan pemerintah Belanda. Pada akhirnya, agar rakyat Indonesia tidak berminat menunaikan ibadah haji, pemerintah kolonial tidak mengelola regulasi tentang perhajian dengan Belanda sengaja membiarkan keadaan para jemaah haji serba kekurangan, baik dalam hal pelayanan dan ketertiban. Baca juga Penyebaran Kristen Protestan di Maluku Masuknya agama Kristen di Indonesia Sebelum ajaran agama Kristen masuk, misi penyebaran ajaran agama Katolik-Kristen lebih dulu dilakukan oleh Portugis dengan membawa misi 3G, yaitu gold, glory, dan gospel. Namun, setelah Belanda menduduki Maluku pada 1575, kedudukan bangsa Portugis mulai tergeser. Bahkan Belanda berhasil mengambil alih kekuasaan Portugis pada era VOC Kongsi Dagang Hindia Belanda. Pada saat itu, Belanda datang dengan membawa misi dagang sekaligus misi penyebaran ajaran agama Kristen Protestan di Maluku. Dengan adanya ajaran baru ini, Belanda melarang keras berbagai kegiatan agama Katolik yang sebelumnya dibawa Portugis dan mulai menyebarkan ajaran agama Kristen. Hal ini dilakukan karena para petinggi VOC mayoritas beragama Kristen. Oleh sebab itu, mereka mengganti posisi para Imam Katolik yang berkebangsaan Portugis dengan pendeta Protestan dari Belanda. Lebih lanjut, ketegasan Belanda dalam melarang kegiatan keagamaan Katolik juga dapat dilihat dari penerapan hukuman mati yang mereka keluarkan bagi para Imam Katolik yang masih ketahuan melakukan misi penyebaran injil. Salah satu korbannya adalah Pastor Edigius d’Abreu SJ yang dibunuh di Kastil Batavia pada 1624. Setelah ajaran Kristen mulai menyebar, Belanda mendirikan gereja Kristen pertama di Maluku yang bernama Indische Kerk pada 1605. Sejak saat itu, gereja-gereja lain mulai dibangun di Indonesia Timur. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Masuknya agama Hindu ke Indonesia di perkirakan pada awal abad ke 4, dan ada beberapa teori yang menyatakan cara masuknya agama Hindu ke indonesia. Berikut adalah beberapa teori1. Teori Brahmana Teori ini menyatakan bahwa Agama Hindudi bawa oleh para brahmana Atau para pendeta 2. Teori ksatria Teori ini menyatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para prajurit India yang ingin menaklukan Indonesia lalu menyebarkan agama juga Mengenal Arca Dewa-Dewi Hindu di Museum Sonobudoyo3. Teori waisyaTeori ini menyatakan bahwa Agama Hindumasuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang atau golongan waisya 4. Teori SudraTeori ini menyatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak atau golongan sudra, mereka menyebarkan agama hindu karena ingin merubah nasib juga Sejarah Asia Tenggara Masa Hindu-Budha 1 2 Mohon tunggu... Lihat Sosbud Selengkapnya Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia berawal melalui jalur perdagangan. Pada masa tersebut sebelum bangsa kolonial datang ke Nusantara, Indonesia melakukan transaksi perdagangan dengan bangsa asing, terutama China dan India yang merupakan pusat Hindu-Buddha terbesar di Asia. Melalui jalur perdagangan, agama Hindu-Buddha mulai hadir di Indonesia. Para pedagang tersebut mengajarkan agama Hindu-Buddha ke Indonesia. Karena perbedaan budaya yang tidak terlalu mencolok antar bangsa Indonesia dan bangsa India serta China, maka agama Hindu-Buddha mudah diterima masyarakat. Terdapat 4 teori yang cukup terkenal dalam menjelaskan masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia, yaitu Teori Ksatria. Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh kaum ksatria yang melalukan ekspedisi militer ke Indonesia. Teori Waisya. Teori ini menyatakan kalau agama Hindu Buddha dibawa oleh pada pedagang India ke Indonesia Teori Brahmana. Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh kaum brahmana dengan 2 cara, yaitu kaum brahmana dari India diundang raja-raja Indonesia dan kaum brahmana datang dari India bersama para pedagang ke Indonesia Teori Arus balik. Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh orang Indonesia yang pergi belajar ke India dan orang Indonesia balik dari India untuk menyebarkan agama Hindu Buddha ke Indonesia. Dengan demikian 4 teori masuknya budaya Hindu-Budha ke Indonesia adalah teori ksatria, teori waisya, teori brahmana, dan teori arus balik. ANDA pasti sudah tidak asing dengan candi Borobudur, candi Prambanan, maupun peninggalan lain – berupa prasasti dan lain sebagainya, yang tersebar di Indonesia dan menjadi objek wisata popular. Hal tersebut merupakan bukti bahwa pengaruh agama Hindu dan Budha di Indonesia cukup besar dan menjadi salah satu pembentuk keanekaragaman budaya di tanah air Indonesia. Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia berawal melalui jalur perdagangan. Pada masa tersebut, sebelum bangsa kolonial datang ke Nusantara, Indonesia melakukan transaksi perdagangan dengan bangsa asing, terutama Tiongkok dan India yang merupakan pusat agama Hindu dan Buddha terbesar di Asia. Baca juga Selama Nataru Seluruh Wilayah Indonesia Berstatus PPKM Level 3 5 Teori Masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Indonesia Melalui jalur perdagangan, agama Hindu dan Buddha mulai hadir di Indonesia. Para pedagang tersebut mengajarkan agama Hindu dan Buddha ke Indonesia. Ada 5 teori yang cukup terkenal dalam menjelaskan masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia. 1. Teori Ksatria Menurut teori ksatria agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh kaum militer atau prajurit dan bangsawan yang saat itu memegang kekuasaan di wilayah India. Teori ksatia dikemukakan oleh Berg, Mookerji, dan Moens, teori ini menyatakan agama Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum ksatria yang melalukan ekspedisi militer ke Indonesia. 2. Teori Waisya Teori ini menyatakan kalau agama Hindu Buddha dibawa oleh pada pedagang India ke Indonesia. Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India. Teori ini dikemukakan oleh Krom, yang berpendapat bahwa agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari India. Agama Hindu dan Buddha disebarkan dengan cara pernikahan, hubungan dagang, atau interaksi dengan penduduk setempat saat pedagang dari India dan bermukim di Nusantara yang secara spesifik merujuk kepada Indonesia atau kepulauan Indonesia di masa sekarang. Baca juga Yuk Kenali Sejarah Teori Masuknya Islam ke Indonesia 3. Teori Brahmana Teori brahmana pertama kali dikemukakan oleh Leur. Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh kaum brahmana dengan dua cara, yaitu kaum brahmana dari India diundang raja-raja Indonesia dan kaum brahmana datang dari India bersama para pedagang ke Nusantara. 4. Teori Arus Balik Teori yang dikemukakan oleh Bosch menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh orang Indonesia yang pergi belajar ke India dan ketika kembali dari India, mereka menyebarkan agama Hindu Buddha ke Indonesia. 5. Teori Sudra Teori sudra dikemukakan oleh van Faber. Teori ini menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Indonesia. OL-1 Ilustrasi Perkembangan Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu, Budha, dan Islam FotoUnsplashSejarah perkembangan kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa Hindu, Budha, dan Islam dipelajari di tingkat SMP. Siswa akan memahami perbedaan dan perubahan sosial yang terjadi pada saat Indonesia dikenal ramah dan bersikap terbuka terhadap pendatang. Oleh karena itu, agama yang masuk ke Nusantara selalu dapat diterima dengan Perkembangan Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu, Budha, dan IslamIlustrasi Perkembangan Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu, Budha, dan Islam FotoUnsplashAgama-agama di Indonesia masuk dan berkembang karena melalui jalan damai dan tidak ada paksaan. Berdasarkan buku Sukses USBN IPS untuk SMP/MTs yang disusun oleh Tim Ganesha Operation 201956, berikut adalah perkembangan kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa Hindu, Budha, dan Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-BudhaAgama Buddha diperkirakan masuk ke Nusantara lebih dahulu daripada agama Hindu. Dalam perkembangannya, ajaran agama Hindu-Buddha memiliki pengaruh sosial sangat besar, antara lainMasuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat di Nusantara mengenal sistem kasta, yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Waisya, dan raja-raja dan bangsawan. Berubahnya status kepala suku menjadi seorang raja merupakan bentuk mobilitas sosial pada masa kaum agamawan. Perlu pendidikan tertentu dan upacara tertentu agar seseorang dapat menjadi brahmana dan berbagai ahli. Hal ini dapat dibuktikan dengan peninggalan patung- patung, relief-relief di berbagai candi di Indonesia. Contoh lainnya seperti ahli pengobatan tabib, ahli perbintangan dan Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa IslamMasuk dan berkembangnya Islam ke Nusantara tidak terlepas dari peran Wali Songo dalam mensyiarkan agama Islam di Pulau Jawa. Perkembangan kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa Islam adalah sebagai berikutAgama Islam tidak membeda-bedakan asal usul keturunan, bangsa, dan kedudukan sosial seperti dalam sistem kasta agama sosial di masa Islam dapat dilihat dari peninggalan kerajaan yang bercorak Islam, antara lain masjid, menara, makam, gapura dan kehidupan sosial masyarakat indonesia pada masa Hindu, Budha dan Islam terdapat pada sistem kasta. Pada masa Hindu-Budha, masyarakat terbagi dalam tingkat kasta, sedangkan dalam Islam tidak mengenal pembagian kasta.DK Seperti apa sih proses masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia? Yuk, simak penjelasan lengkapnya disertai teori-teori pendukungnya di artikel Sejarah kelas 10 berikut! — Gais, kamu tahu nggak sih kalau dahulu, jauh sebelum bangsa kolonial datang ke Nusantara, sudah ada orang-orang yang lebih dulu sampai ke Nusantara. Orang-orang ini adalah para pedagang dari India dan Tiongkok. Melalui jalur perdagangan merekalah, agama Hindu-Buddha mulai masuk ke Indonesia. Kamu juga harus tahu, kalau masing-masing dari agama Hindu-Buddha, melahirkan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara, loh! Yap! Contohnya Sriwijaya yang merupakan kerajaan bercorak agama Buddha dan Majapahit yang merupakan kerajaan bercorak agama Hindu. Untuk lebih jelasnya, mari kita pelajari bagaimana agama Hindu-Buddha bisa masuk ke Nusantara. Menurut para sejarawan, cara masuk dan proses penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu Masyarakat Nusantara Berperan PasifOrang India dan Tiongkok datang ke Nusantara, kemudian menyebarkan agama Hindu-Buddha kepada masyarakat lokal. Masyarakat Nusantara Berperan AktifMasyarakat Nusantara belajar langsung ke India dan China untuk mempelajari agama tersebut secara mendalam kemudian kembali ke Nusantara sebagai penyebar agama tersebut. Dari dua cara tersebut, muncul empat teori tentang masuknya agama Hindu-Buddha. Tiga teori menempatkan masyarakat Nusantara sebagai pihak yang berperan pasif dan satu teori lainnya menempatkan masyarakat Nusantara sebagai pihak yang berperan aktif. Berikut ini adalah teori-teorinya Yuk, kita bahas satu per satu masing-masing teorinya! Masyarakat Nusantara Berperan Aktif Teori Arus Balik Teori Arus Balik dikemukakan oleh Bosch. Teori ini berasumsi bahwa perkembangan ajaran Hindu-Buddha yang pesat di India, kabarnya sampai terdengar sampai ke Nusantara, dan kemudian menarik minat para kaum terpelajar di Nusantara untuk berguru ke India. Setelah mereka berguru dan pulang ke Nusantara, mereka mulai menyebarkan agama baru yang mereka pelajari di sana sebagai pemuka agama dan pendeta. Baca Juga Kerajaan-Kerajaan Maritim Hindu-Buddha di Nusantara Masyarakat Nusantara Berperan Pasif Teori Waisya Teori Waisya dikemukakan oleh Teori ini menyebutkan bahwa para pedagang yang beragama Hindu-Buddha lah penyebar utama agama tersebut di Nusantara. Karena perdagangan pada zaman dahulu menggunakan jalur laut dan bergantung pada angin. Ketika para pedagang ini menetap di Nusantara, mereka berinteraksi sekaligus memperkenalkan agama dan kepercayaannya kepada masyarakat. Teori Kesatria Nah, teori Kesatria dikemukakan oleh Berg, Mookerij, Moens. Pada zaman masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara, di daratan India dan China sedang berlangsung perang saudara. Raja-raja yang kalah peperangan melarikan diri ke Nusantara untuk berlindung. Lambat laun mereka mendirikan kerajaan kembali di Nusantara dengan corak-corak yang berhubungan dengan agama Hindu atau Buddha yang sebelumnya mereka anut. Teori Brahmana Teori Brahmana dikemukakan oleh Van Leur. Ia mengemukakan bahwa para kaum brahmana diundang datang ke Nusantara karena ketertarikan raja-raja yang berkuasa dengan ajaran agama Hindu dan Buddha. Sehingga raja-raja tersebut mendatangkan para kaum brahmana untuk mengajarkan agama Hindu-Budha tersebut untuk raja dan rakyatnya di Nusantara. Baca Juga Mengupas Teori Masuknya Agama Islam ke Indonesia Kebudayaan Hindu dan Buddha tidak hanya mempengaruhi cara beribadah masyarakat Nusantara pada zaman itu, tetapi juga memberikan beberapa peninggalan. Misalnya, kerajaan yang pernah berkuasa, tempat keagamaan, prasasti, cara hidup, dan masih banyak lagi. Berikut adalah nama-nama kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia Selain kerajaan, pengaruh Hindu-Buddha juga meninggalkan berbagai macam bentuk candi. Kamu pasti tahu Candi Prambanan kan, gais? Nah, itu adalah salah satu peninggalan agama Hindu. Bagaimana? Sudah tahu kan bagaimana proses serta teori-teori masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia? Ya, bangsa India dan Tiongkok berperan besar terhadap proses tersebut. Selain membawa dan menyebarkan kepercayaan, mereka juga menghasilkan peninggalan pada nama, kata, dan simbol-simbol yang tanpa disadari sering kita jumpai. Baca Juga Kerajaan-Kerajaan Maritim Islam di Nusantara, Apa Saja Ya? Nah, kalau kamu ingin tahu lebih banyak lagi tentang sejarah, kamu bisa belajar lewat video pembelajaran animasi. Dengan menggunakan sistem belajar journey di ruangbelajar, pastinya pemahaman kamu tentang materi-materi pelajaran akan terus meningkat. Yuk, cobain dengan klik banner di bawah ini! Referensi Gunawan, Restu dkk. 2017. Sejarah Indonesia Kelas X Edisi Revisi. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Sumber Foto Gambar Candi Borobudur’ [Daring]. Tautan Diakses pada 27 Oktober 2022 Gambar Candi Prambanan’ [Daring]. Tautan Diakses pada 27 Oktober 2022 Gambar Candi Muara Takus’ [Daring]. Tautan Diakses pada 27 Oktober 2022 Artikel ini diperbarui pada 27 Oktober 2022. - Terdapat beberapa teori dalam sejarah dan proses masuknya agama Hindu-Buddha ke Nusantara atau yang kemudian dikenal dengan nama Indonesia. Salah satunya adalah Teori Waisya. Lantas, apa kelebihan dan kelemahan serta tokoh-tokoh pencetus atau pendukung Teori Waisya?Selain Teori Waisya, masih terdapat sejumlah teori lain terkait masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia, yaitu Teori Brahmana, Teori Ksatria, Teori Sudra, dan Teori Arus-Balik. Teori-teori masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara ini dibagi menurut jenisnya, yakni cara aktif dan pasif. Teori menggunakan cara aktif diartikan bahwa orang Nusantara berangkat ke India melalui jalur maritim dan belajar agama Hindu-Buddha di sana, kemudian menyebarkannya secara aktif di Nusantara. Teori dengan cara aktif ini yang nantinya menjadi latar belakang munculnya Teori Arus-Balik. Sementara teori dengan cara pasif memiliki pengertian bahwa agama Hindu-Buddha disebarkan di Nusantara melalui orang-orang India atau bangsa lain yang datang ke Nusantara. Penyebaran agama Hindu-Buddha menggunakan cara-cara pasif inilah yang menyebabkan munculnya Teori Brahmana, Ksatria, dan juga Sejarah Kepercayaan Masyarakat Indonesia Sebelum Hindu-Buddha Bukti Sejarah Teori Brahmana Kelebihan, Kelemahan, & Tokohnya Teori Masuknya Agama Hindu Budha ke Indonesia Brahmana-Ksatria Sejarah dan Penjelasan Teori Waisya Masuknya Agama Hindu-Buddha ke Nusantara Seperti diketahui, dalam ajaran agama Hindu dikenal pembagian kasta dalam strata sosial masyarakatnya. Pembagian kasta tersebut meliputi Kasta Brahmana Terdiri dari orang-orang yang mengabdikan dirinya dalam bidang spiritual atau keagamaan, seperti brahmana, pendeta, resi, guru, dan tokoh terhormat lainnya. Kasta Ksatria Terdiri dari orang-orang yang berkiprah di bidang pemerintahan atau kemiliteran, seperti raja, keluarga kerajaan, pejabat istana, bangsawan, prajurit, dan sejenisnya. Kasta Waisya Terdiri dari orang-orang yang telah memiliki pekerjaan dan harta benda sendiri di luar pemerintahan, misalnya pedagang, petani, nelayan, pengrajin, atau buruh kelas menengah, dan seterusnya. Kasta Sudra Terdiri dari orang-orang yang bekerja untuk melayani ketiga kasta di atas atau kaum pekerja kasar, seperti kuli, pembantu, buruh tani, buruh nelayan, buruh rendahan, dan seterusnya. Dengan demikian, Teori Waisya meyakini bahwa penyebaran ágama Hindu-Buddha ke Nusantara dibawa oleh orang-orang India dari Kasta Waisya. Dengan kata lain, orang-orang India dari kasta Waisya, terutama pedagang, memiliki peran utama dalam melakukan penyebaran ágama Hindu-Buddha di juga Mengenal Teori Arus Balik, Sejarah, dan Tokoh Pencetusnya Sejarah Asal-Usul Terbentuknya Kepulauan Nusantara atau Indonesia Penjelasan Teori Ksatria Sejarah dan Tokoh Pencetusnya Dikutip dari buku Sejarah Indonesia Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia terbitan Kemendikbud 2020, Teori Waisya memberikan peranan utama kepada kaum saudagar asing yang berdagang hingga ke wilayah Nusantara sekaligus menyebarkan ajaran agama Hindu atau pedagang dari India yang menjalankan aktivitas niaganya di Nusantara kemudian menjalin relasi dengan kerajaan-kerajaan di wilayah-wilayah yang mereka singgahi. Kaum saudagar ini membawa hadiah berupa barang-barang mewah sehingga mendapatkan jaminan keamanan dan kepercayaan dari raja setempat. Di samping melakukan kegiatan niaga, para pedagang dari golongan Waisya ini juga menyebarkan ajaran agama Hindu-Buddha kepada masyarakat di berbagai tempat. Interaksi yang cukup intens dengan masyarakat setempat, serta dukungan dari kerajaan, membuat agama Hindu-Buddha lebih mudah saudagar asing tersebut seringkali menetap cukup lama di Nusantara untuk menghabiskan barang dagangan sekaligus menunggu musim yang baik untuk berlayar pulang. Maka, tidak mengherankan jika di sejumlah daerah di Indonesia banyak dijumpai perkampungan juga Mengenal Hubungan Antarbudaya Akulturasi dan Asimilasi Akulturasi Budaya dalam Sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon Apa Saja Unsur-unsur yang Terjadi dalam Proses Akulturasi? Tokoh Pendukung dan Pencetus Teori Waisya Tokoh peneliti yang diyakini sebagai pencetus sekaligus pendukung utama Teori Waisya terkait masuknya ajaran agama Hindu-Buddha ke Nusantara atau Indonesia adalah Nicolaas Johannes dari buku berjudul Silang Budaya Lokal dan Hindu-Buddha karya Nur Khosiah 2017, Krom mengajukan hipotesis yang memberikan peran kepada para pedagang bahwa kaum Waisya inilah yang merupakan golongan terbesar di antara orang-orang India yang datang ke Krom kemudian mencetuskan Teori Waisya sebagai antitesis dari munculnya Teori Ksatria terkait masuknya agama Hindu-Buddha ke Nusantara. Pendapat yang menyatakan bahwa kaum ksatria adalah golongan yang paling besar ke Nusantara misalnya melalui penaklukan atau peperangan disangkal oleh pula oleh Krom bahwa tidak mungkin masyarakat Nusantara hidup di bawah tekanan seperti yang digambarkan dalam Teori Ksatria. Hal ini mengingat unsur Nusantara dalam budaya yang dihasilkan atas kehadiran ajaran Hindu-Buddha sangat juga Kerajaan-kerajaan Bercorak Hindu Buddha di Indonesia Masjid Menara Kudus Sejarah, Pendiri, & Ciri Khas Arsitektur Candi Mendut Sejarah & Arsitektur Peninggalan Bercorak Buddha Masyarakat lokal, menurut Krom, ikut berperan aktif dalam proses pembentukan budaya Hindu-Buddha di berbagai wilayah di Nusantara sehingga ajaran dua agama dari India itu dapat beradaptasi, berakulturasi, serta diterima dengan yang dicetuskan Krom mendapat dukungan dari Godfried Horiowald Von Faber kendati tokoh ini sebenarnya merupakan pencetus teori lainnya yakni Teori Sudra. Menurut Von Vaber, situasi kurang kondusif yang terjadi di India menyebabkan golongan Sudra menjadi orang-orang buangan. Orang-orang dari golongan Sudra, yang sebagian besar merupakan bekerja untuk kaum Waisya, kemudian meninggalkan India dan mengikuti tuan mereka ke Nusantara. Golongan Sudra selanjutnya memberikan andil besar terhadap penyebaran budaya Hindu-Buddha di Nusantara menjadi lebih luas juga Sejarah Kerajaan Kutai Martapura Penyebab Runtuhnya & Daftar Raja Apa Itu Akulturasi Budaya dalam Bentuk Pakaian & Contohnya? Kerajaan Medang di Jawa Tengah Letak, Peninggalan, & Akhir Sejarah Kelebihan dan Kekurangan Teori Waisya Selain memiliki kelebihan berkat dasar yang kuat, Teori Waisya terkait dengan masuknya ajaran Hindu dan Buddha ke Nusantara juga memiliki kekurangan. Salah satu kelebihan Teori Waisya adalah mendapat banyak dukungan kalangan peneliti atau lainnya yaitu bahwa orang-orang dari Kasta Waisya memiliki pendekatan dan keluwesan untuk berbaur dengan masyarakat lokal, serta untuk memikat hati raja-raja atau kaum bangsawan, sehingga ajaran Hindu-Buddha dengan lebih mudah kekurangan dalam Teori Waisya, seperti disampaikan Desi Fajarwati dalam Keesaan Tuhan dalam Perspektif Pancasila dan Agama-agama di Indonesia 2018, bahwa tidak banyak dari kaum pedagang yang menguasai kitab suci agama Hindu maupun orang-orang dari Kasta waisya memiliki pemahaman terkait ágama Hindu atau Buddha, namun para penentang teori ini berpendapat bahwa pengetahuan agama yang terbatas itu tidak akan memberikan pengaruh kuat terhadap masyarakat lokal di juga Sejarah Candi Badut Peninggalan Kerajaan Kahuripan & Keunikannya Misteri Sejarah Candi Dieng, Asal-Usul, dan Siapa Pendirinya? Asal-usul Lambang Garuda dalam Sejarah Kerajaan Raja Airlangga - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Iswara N Raditya